Penulis | Sahroni
Pandeglang |pelitaprabu.com
Berita pp.com tentang adanya pemotongan Dana Desa (DD) tahun 2025 perdesa sebesar Rp 2,5 juta (Dua Juta Limaratus Ribu Rupiah) oleh oknum pejabat di Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kab. Pandeglang, Prov Banten, dibenarkan sejumlah besar Kepala Desa (Kades) di sana.
Bahkan, Para Kades di sana ada yang secara langsung menghubungi PP.com mengapresiasi berita tersebut seraya berharap ada tindakan nyata dari pemerintah Kab. Pandeglang (Bupati, Sekda- red)
Harapan yang sama juga ditunggu para Kades dari Ketua DPRD Pandeglang dan Komisi yang membidangi Pemdes.
Para Kades ini usul, Tindakan dimaksud jangan hanya menegur namun yang bersangkutan dicopot dari jabatannya, usul para Kades itu melalui PP.com 24/04/2025.
Dibeberkan para Kades yang nama nama mereka jangan disebut, alasan pemotongan DD oleh Muslim, pejabat DPMPD Pandeglang, untuk keperluan publikasi kepada media online indonesia.
“Rasanya tidak tepat DD membiayai media, DD itu instruksi pemerintah pusat untuk membangun Desa untuk kesejahteraan masyarakatnya, tidak ada untuk media”. Ujar mereka kompak.
“Jadi menurut kami, itu alasan oknum pejabat di DPMPD saja, ini harus diungkap Pemerintah Pandeglang dan DPRD, ini hanya alasan pemotongan DD, seru mereka berkali – kali”.
Para Kades ini kemudian sebut, Boro boro membiayai media, gaji Kades dan perangkat desa selama Empat (4) bulan aja belum juga dibayar terhitung sejak Januari, Februari, Maret hingga April 2025.
Hampir seluruh Kades dan perangkat desa mengalami keterlambatan ini.
Kondisi tersebut kemudian, berdampak ke pelayanan tidak maksimal, kantor desa tampak sepi.
Para Kades itu lantas memohon kepada Pemerintah Kab. Pandeglang agar menuntaskan pemotongan DD tahun 2025 sebesar RP 2.5 juta daripada nanti para Kades masuk penjara.
Kepada Muslim pejabat DPMPD Pandeglang, Para Kades justru meminta memfasilitasi kepada pemerintah daerah segera mencairkan hak-hak Kades dan perangkat desa demi kelancaran pelayanan publik di tingkat desa, jangan malah mengurusi/ mengutamakan media .***