Berita  

Arena Gembira Sebagai Ruang Kreasi Santri Pondok Pesantren Modern Al Ismaili

banner 120x600

Penulis : Tias Satrio Adhitama |

Lamongan, pelitaprabu com |

Kyai Dr Sobahus Suruur salah satu pimpinan Pondok Pesantren Modern
Al – Ismaily secara resmi membuka acara santri yaitu Arena Gembira (13/09/2025). Agenda ini merupakan salah satu rangkaian Apel Tahunan Pekan Perkenalan Khutbatu-l-Arsy

Kyai Sobahus Suruur mengatakan dalam sambutannya bahwa di negeri ini kita tumbuh bebas dengan merdeka, termasuk santri bisa bebas berkreasi.

“Salah satu motto santri yaitu “Berpikiran Bebas” artinya bebas untuk berpikir, berkarya dan berbuat untuk hal-hal positif, ” papar Kyai yang ketika sambutan memakai syal dengan Bendera Indonesia dan Palestina tersebut.

“Kita doakan semoga bangsa Palestina segera memperoleh kemerdekaannya, ”

Lebih lanjut sang Kyai menambahkan bahwa kreasi santri diharapkan untuk kebaikan-kebaikan bagi umat dan bangsa di masa depan. Acara ini nampak luar biasa, mulai dari tata panggung, kekompakan penampilan sehingga menyuguhkan tontonan yang menarik.

Tema besar Arena Gembira ini yakni Advantageous Generation. Beberapa isian acara antara lain; Qiroatul Qur’an, Drama Anak Sekolah, Tari Kipas China, Komedi Somasi, Tari Niti Raga, Nyanyian Oh Pondokku, Puisi Kepahlawanan, Campursari, Acrobatic, Wayang, Footage, Fashion Show dan sebagainya. Kerja keras santri Pondok Pesantren Modern Al Ismaili sehingga acara berakhir dengan sukses.

Sebelum penutupan Kyai Dr Hilal Syamsi, M.A mengatakan bahwa secara umum penampilan semua santri dinilai keren dan bagus. Beberapa kritik membangun diberikan oleh sang Kyai yang alumnus dari Pondok Modern Gontor Ponorogo ini. Ia sangat mengapresiasi kerja keras dan penampilan yang disuguhkan para santri di depan masyarakat Kecamatan Laren Kabupaten Lamongan.

Kyai Sobahus Suruur juga menambahkan pujiannya untuk setting panggung, kemampuan IT dan dekorasi kebun depan panggung.

“Pondok pesantren modern Ismaili tidak boleh ketinggalan dalam urusan teknologi,
seni budaya, tari dan kita tidak pilih-pilih. Budaya yang bagus kita ambil dan diisi dengan nilai-nilai Islam, seperti penampilan tari kipas, barongsai dan wayang campuran bahasa arab serta Inggris, ” papar Kyai yang juga alumni Pondok Modern Gontor Ponorogo ini

Baginya harus ada modifikasi nilai-nilai Islam untuk dijadikan pelajaran bagi kita semua. Ia sangat mengapresiasi demi tegaknya kebenaran.

“Santri harus kuat, sehat dan kompak,” tutupnya bangga sambil bersyukur pada Allah SWT.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *