Berita  

Agus Rohmat Bekali Pemuda Lintas Agama Untuk Bersinergi Menuju Kota Semarang Bersinar

banner 120x600

Penulis : Khanza Haryati / Binsar

Semarang, pelitaprabu.com

Semarang (8/10) – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kota Semarang menggelar workshop bertema “Bersatu Melawan Narkoba: Pemuda Lintas Agama Bersinergi Menuju Kota Semarang Bersinar.” Kegiatan ini dihadiri oleh pemuda lintas agama dan perwakilan perguruan tinggi. Tujuan acara ini adalah untuk memperkuat upaya bersama dalam pencegahan penyalahgunaan narkotika.

Kepala BNN Provinsi Jawa Tengah, Brigjen Pol. Dr. H. Agus Rohmat, S.I.K., S.H., M.Hum., memberikan sambutan dan menyampaikan apresiasi atas diselenggarakannya kegiatan ini. “Masalah narkoba adalah kejahatan luar biasa yang membutuhkan penanganan khusus. Ini tidak bisa hanya diatasi oleh BNN atau aparat hukum, tetapi seluruh masyarakat harus bersama-sama bergerak melawan narkoba,” ujarnya.

Dalam materinya, Brigjen Agus menjelaskan strategi BNN terkait Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan, dan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN). Ia membahas ciri-ciri pengguna narkoba, cara menghadapi peredaran gelap, langkah jika ada yang terkena narkoba, serta ancaman narkoba jenis baru.

PLT Kesbangpol Kota Semarang, Joko Hartono, S.STP, M.Si, dalam sambutannya mengucapkan terima kasih kepada BNN yang turut hadir dalam kegiatan ini. “Kesbangpol dan pemerintah sangat berterima kasih kepada BNN, karena narkoba adalah masalah yang harus kita tangani bersama,” katanya.

 

Finrados Yufan Madakarah, SH, perwakilan Kejaksaan Negeri Kota Semarang, menjelaskan tentang restorative justice bagi korban penyalahgunaan narkoba, memberi ruang bagi rehabilitasi dan reintegrasi ke masyarakat.

Ketua Yayasan Pondok Rehab Elkana, Marulitua Siahanan, seorang mantan pecandu narkoba, membagikan pengalaman pahitnya. “Saya setelah berhenti memakai narkoba, jenis putau waktu itu, rasanya sakit seluruh badan. Saya bahkan ditangkap polisi dan dipenjara. Saat di penjara, saya sampai cari-cari gara-gara dengan napi lain supaya saya dipukuli. Setelah dipukuli, baru saya bisa tidur, karena rasa sakit itu. Saya butuh pukulan untuk menghilangkan rasa sakit saya,” ujarnya, memberikan motivasi agar peserta menjauhi narkoba.

Dalam sesi diskusi, Pak Kasdu dari LDII menyoroti jalur masuk narkoba melalui pantai dan perbatasan. Perwakilan GAMKI menyarankan agar sosialisasi di gereja-gereja lebih ditingkatkan. Clara, pemuda Katolik, menekankan pentingnya program “Kampus Bersinar” untuk kesehatan mental mahasiswa. Sementara itu, perwakilan HMI menyatakan kesiapan mereka untuk bekerjasama dengan BNN secara resmi.

Workshop ini diharapkan dapat memotivasi dan memperkuat kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan pemuda lintas agama untuk melawan narkoba di Kota Semarang.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *