Berita  

Tim Subandi – Mimik Idayana Laporkan Vandalisme Baliho Ke Bawaslu 

Dugaan Perusakan Terstruktur Di Tengah Kampanye Pilbup Sidoarjo 

banner 120x600

Penulis: Wiko F|

Sidoarjo, pelitaprabu.com|

Dalam suasana persaingan politik yang semakin sengit menjelang Pemilihan Bupati (Pilbup) Sidoarjo, tim pasangan calon (Paslon) Subandi-Mimik Idayana (BAIK) menghadapi tantangan baru. Baliho kampanye yang menampilkan wajah pasangan calon nomor urut 1 ini mengalami perusakan di dua wilayah, yakni Kecamatan Jabon dan Porong. Peristiwa ini memicu reaksi dari tim pemenangan, yang dengan tegas melaporkan insiden tersebut kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Sidoarjo.

Dalam laporan yang disampaikan langsung ke Kantor Bawaslu Sidoarjo pada Rabu (9/10/2024), Juru Bicara Tim Pemenangan Subandi-Mimik, Nanang Haromain, menduga bahwa perusakan baliho itu dilakukan dengan sengaja. “Kami melihat ada indikasi kuat bahwa perusakan ini bukan disebabkan oleh faktor alam, melainkan karena ulah tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab,” ujar Nanang didampingi oleh Sujayadi. Mereka menyerahkan bukti berupa foto-foto baliho yang dirusak kepada Ketua Bawaslu Sidoarjo, Agung Nugraha, serta komisioner lainnya, Moeh Arief dan Fathur Rohman.

Perusakan baliho ini dianggap bukan kejadian biasa, karena bukan hanya satu atau dua baliho yang menjadi sasaran. Selain baliho bergambar Subandi dan Mimik Idayana, baliho yang menampilkan foto Calon Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa dan Calon Wakil Gubernur Emil Dardak juga ikut dirusak. Kerusakan terlihat jelas pada bagian kepala gambar para tokoh tersebut, yang seolah-olah sengaja dibolongi dengan tujuan merusak citra pasangan calon di mata publik.

“Ini bukan sekadar perusakan alat peraga kampanye (APK), tetapi sudah masuk ke ranah vandalisme politik yang terstruktur. Kami berharap Bawaslu bisa bertindak tegas untuk menelusuri dan mengungkap siapa pelaku di balik peristiwa ini,” tambah Nanang. Menurutnya, tindakan seperti ini berpotensi merusak iklim demokrasi yang seharusnya berjalan damai dan bersaing secara sehat.

Meskipun merasa dirugikan oleh peristiwa tersebut, Paslon Subandi-Mimik memilih untuk tetap tenang dan fokus pada upaya memenangkan hati masyarakat Sidoarjo melalui kampanye yang positif. Subandi, yang juga merupakan petahana Bupati Sidoarjo, telah menginstruksikan kepada seluruh tim kampanye, relawan, dan simpatisan untuk tidak terpengaruh oleh provokasi semacam ini. “Pak Bupati berpesan agar semua pihak tetap bekerja keras dalam kampanye dan tidak terpancing oleh tindakan-tindakan yang bertujuan memecah belah semangat kita,” ungkap Nanang.

Tim pemenangan menekankan bahwa mereka akan terus mengedepankan kampanye yang damai dan mengajak masyarakat untuk tetap menjaga kondusivitas pemilu. “Kami ingin Pilbup Sidoarjo ini menjadi ajang demokrasi yang menyenangkan bagi semua, di mana perbedaan pilihan tidak harus disertai dengan permusuhan atau tindakan destruktif,” lanjut Nanang, yang juga pernah menjabat sebagai Komisioner KPU Sidoarjo.

Menanggapi laporan tersebut, Ketua Bawaslu Sidoarjo, Agung Nugraha, menegaskan bahwa pihaknya akan segera melakukan investigasi lebih lanjut terkait kasus perusakan baliho tersebut. “Kami akan segera menggelar rapat pleno untuk menindaklanjuti laporan ini, termasuk melakukan penelusuran mendalam apakah perusakan ini masuk kategori pelanggaran kampanye atau tindakan pidana umum,” jelas Agung.

Menurutnya, salah satu fokus penyelidikan adalah memastikan status dari alat peraga kampanye (APK) yang dirusak. “Kami perlu memastikan apakah baliho yang dirusak itu merupakan APK resmi yang dicetak oleh tim kampanye Paslon Subandi-Mimik atau hanya alat sosialisasi yang dicetak oleh pihak di luar tim resmi,” tambah Agung.

Bawaslu juga berencana untuk menggandeng Sentra Penegakan Hukum Terpadu (Gakkumdu), yang melibatkan unsur kepolisian dan kejaksaan, dalam penanganan kasus ini. Jika terbukti bahwa perusakan tersebut dilakukan dengan sengaja dan terkait langsung dengan aktivitas kampanye, maka kasus ini bisa masuk ke ranah pidana pemilu. “Apabila APK yang dirusak adalah alat kampanye resmi, ruang pidana pemilu akan terbuka lebar,” tegas Agung.

Peristiwa ini menjadi sorotan banyak pihak, terutama karena terjadi di tengah suasana kampanye yang seharusnya berlangsung damai. Berbagai kalangan masyarakat menilai bahwa tindakan perusakan alat peraga kampanye bisa berdampak negatif pada iklim demokrasi, karena dapat memicu konflik dan ketegangan di antara para pendukung Paslon.

Sementara itu, beberapa tokoh masyarakat Sidoarjo menyayangkan kejadian ini dan mengajak seluruh pihak untuk tetap menjaga sportivitas dalam berpolitik. “Pemilihan Bupati Sidoarjo ini adalah kesempatan bagi kita semua untuk menunjukkan bahwa demokrasi bisa berjalan dengan damai dan bermartabat. Tidak ada tempat untuk vandalisme dalam politik kita,” ujar seorang tokoh masyarakat setempat.

Dengan laporan ini, diharapkan Bawaslu bisa segera menyelesaikan kasus tersebut dengan adil dan transparan, sehingga suasana kampanye di Sidoarjo tetap kondusif. Masyarakat pun berharap agar para Paslon dapat bersaing secara sehat dan fokus pada penyampaian visi, misi, serta program-program terbaik bagi kemajuan Kabupaten Sidoarjo ke depan.

Kasus ini menjadi pelajaran penting dalam menjaga etika dan sportivitas dalam kontestasi politik, terutama menjelang pemilu yang semakin dekat. Apapun hasilnya, diharapkan setiap langkah yang diambil oleh tim pemenangan dan pihak terkait tetap dalam koridor hukum dan semangat demokrasi.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *