Berita  

Cahya Sekretaris DPW Pelita Prabu Jatim Bicara Fenomena Mudik Sebagai Ritual Memperkokoh Nilai Silaturahim

banner 120x600

Penulis : Rio Adhit |

Jakarta, pelitaprabu.com |

Lebaran Idul Fitri identik dengan tradisi mudik ke kampung halaman. Hal ini sudah berlangsung lama dan terjadi turun-temurun. Menarik untuk mendiskusikan perihal ini dari perspektif Eulis Cahya Tarbiyah selaku Sekretaris DPW Pelita Prabu Provinsi Jawa Timur yang saat ini menyempatkan diri bersama keluarganya mudik di Sukabumi Jawa Barat.

Pada kesempatan lebaran Idul Fitri 1446 Hijriah ini tim media pelitaprabu.com berkesempatan menelpon perempuan yang akrab disapa Cahya ini. Selain membahas kesiapan progres program Makan Bergizi Gratis (MBG), awak media juga meminta pendapatnya mengenai fenomena mudik tahun ini.

Cahya menyatakan bahwa mudik adalah ritual tahunan yang memiliki tujuan memperkokoh nilai silaturahim. Baginya peristiwa mudik merupakan peristiwa sangat penting dalam perspektif sosial.

“Mengingat selama ini kita hidup di rantau, setidaknya sekali setahun atau dua tahun menyempatkan diri pulkam (pulang kampung) untuk mengokohkan kembali silaturahim antar keluarga, tetangga, teman masa lalu dan sekalian handai taulan,” papar perempuan yang juga merupakan Pimpinan Redaksi Media pelitaprabu.com ini.

Masih dalam topik yang sama, bagi perempuan yang akrab dengan cadarnya ini lebih lanjut mengatakan bahwa mudik adalah waktu yang berharga untuk berbagi cerita, mengenang nostalgia masa lalu, serta merajut kembali ikatan yang mungkin saja renggang.

Mengenai tradisi mudik dalam momen Idul Fitri, bagi Cahya merupakan sebuah momentum yang kemudian dapat senantiasa menyatukan keluarga dalam kesibukan masing-masing selama ini.

“Ini terutama mengenai silaturahim keluarga ya, bisa saja keluarga saling terpisah dalam kesibukan pekerjaan. Maka melihat Idul Fitri adalah momentum untuk berkumpul ke kampung halaman; terutama bertemu orang tua, berkumpulnya keluarga besar dan mengingat jasa para leluhur keluarga kita,” tambah perempuan yang saat ini merantau di Sidoarjo Provinsi Jawa Timur.

Pada akhir diskusi, kembali Cahya menitipkan pesan untuk terus merawat nilai-nilai kekeluargaan.

“Semoga Allah SWT memberi kebaikan untuk saudara-saudara relawan Prabowo Gibran yang sedang mudik dan semoga yang belum berkesempatan mudik, pada tahun mendatang diberi kemudahan untuk mudik berjumpa dengan orang yang kita kasihi,” tutupnya seraya berdoa.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *