Berita  

OPINI : Mengawal “Koperasi Merah Putih”: Sebuah Manifesto untuk Kemakmuran Rakyat

banner 120x600

Penulis : Fransisco Bernando Bessi, S.H., M.H., C.Me., CLA. (Pengacara Muda Kota Kupang, NTT)

 

Program “Koperasi Merah Putih” Presiden Prabowo Subianto telah dicanangkan sebagai tulang punggung ekonomi desa dan kesejahteraan rakyat. Dengan target 80.000 Koperasi Desa dan Kelurahan, inisiatif ini bukan sekadar janji, melainkan panggilan kolektif untuk bertindak. Namun, seperti kasus Koperasi Swasti Sari yang tercoreng, tanpa pengawasan ketat dan partisipasi aktif dari kita semua, visi mulia ini bisa saja karam di tengah jalan. Lantas, apa yang harus kita lakukan untuk mengawal dan mensukseskan “Koperasi Merah Putih”?

1. Bangun Benteng Integritas: Pengawasan Ketat dan Tanpa Ampun

Kasus-kasus maladministrasi di koperasi adalah alarm keras. Untuk “Koperasi Merah Putih,” kita harus memastikan setiap rupiah dana dan setiap kebijakan benar-benar sampai ke tangan rakyat.

* Audit Total dan Berkelanjutan: Pemerintah harus membentuk tim audit independen yang rutin memeriksa kinerja dan keuangan setiap Koperasi Merah Putih, dari hulu ke hilir. Temuan penyelewengan harus ditindak tegas, tanpa pandang bulu.

* Transparansi Wajib: Setiap koperasi harus membuka akses laporan keuangan dan hasil Rapat Anggota Tahunan (RAT) secara digital dan mudah diakses oleh seluruh anggota dan publik. Ini bukan pilihan, melainkan kewajiban mutlak.

* Taring Hukum yang Tajam: Aparat penegak hukum harus proaktif dalam mengusut tuntas dugaan korupsi dan penyelewengan di koperasi. Tidak ada ruang bagi bandit berdasi yang mengatasnamakan rakyat.

2. Berdayakan SDM Koperasi: Dari Meja Kantor hingga ke Sawah

Koperasi yang kuat adalah cerminan dari SDM yang kompeten dan berintegritas.

* Pelatihan Massif dan Terstruktur: Program pelatihan manajerial, akuntansi, pemasaran digital, dan etika koperasi harus digalakkan secara masif. Ini bukan sekadar formalitas, tapi investasi jangka panjang bagi kualitas koperasi.

* Mencetak Kader Militan: Kita perlu melahirkan generasi pengurus koperasi yang berintegritas, visioner, dan berjiwa pelayan. Mereka harus anti-korupsi dan fokus pada peningkatan kesejahteraan anggota.

* Pendampingan Holistik: Koperasi membutuhkan pendampingan berkelanjutan dari para ahli. Bukan hanya soal modal, tapi juga strategi bisnis, inovasi produk, hingga akses pasar yang lebih luas.

3. Buka Pintu Akses: Modal, Pasar, dan Teknologi

Modal adalah darah, pasar adalah nadi, dan teknologi adalah otak bagi koperasi.

* Akses Permodalan yang Inklusif: Pemerintah harus menjamin akses koperasi terhadap pembiayaan yang mudah, murah, dan berkelanjutan, baik dari perbankan maupun skema khusus yang tidak memberatkan.

* Jemput Bola Pasar Global: Produk-produk koperasi harus menembus pasar yang lebih luas. Fasilitasi kemitraan dengan BUMN, swasta besar, hingga platform e-commerce global adalah keharusan.

* Revolusi Digital Koperasi: Koperasi harus melek teknologi. Edukasi dan fasilitasi penggunaan aplikasi manajemen, pemasaran digital, dan sistem pembayaran non-tunai akan mendorong daya saing.

4. Bangun Ekosistem: Koperasi sebagai Pilar Ekonomi Bangsa

“Koperasi Merah Putih” harus menjadi bagian integral dari sistem ekonomi nasional.

* Regulasi Pro-Koperasi: Perlu tinjauan ulang regulasi yang mungkin menghambat pertumbuhan koperasi. Regulasi harus melindungi anggota dan mendorong inovasi, bukan justru menjadi birokrasi yang membelenggu.

* Sinergi Lintas Sektor: Kementerian Koperasi dan UKM harus bersinergi kuat dengan kementerian lain, pemerintah daerah, hingga organisasi masyarakat sipil. Kolaborasi adalah kunci untuk menghindari tumpang tindih program dan memaksimalkan dampak.

* Edukasi Sejak Dini: Semangat koperasi harus ditanamkan sejak dini melalui pendidikan. Membangun kesadaran akan pentingnya gotong royong dan ekonomi kolektif adalah investasi masa depan.

Mensukseskan “Koperasi Merah Putih” bukan hanya tugas Presiden, tapi tanggung jawab kita bersama. Ini adalah momentum untuk membuktikan bahwa koperasi, dengan semangat gotong royong, mampu menjadi pilar utama kemakmuran dan keadilan ekonomi di bumi pertiwi. Mari kita kawal program ini dengan mata tajam, tangan bergerak, dan hati yang tulus.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *