Penulis : Jesman Sianturi
Sintang | pelitaprabu.com

Stevanus Aron S.H. M.H, anggota LBH Mutiara Jl Parit Haji Muksin II Kab Raya – Pontianak, terima Enam orang warga Sintang.
Maksud dan tujuan Enam warga Sintang tersebut menemui Stevanus, untuk diskusi pembangunan Turap Sg Ana di Kecamatan Sintang, Kab, Sintang Kalimantan Barat, yang dibangun PT. Gelora Sarana Langgeng tahun 2023 lalu.
Dengan anggaran sebesar Rp 24 M, dari APBN Kementerian PUPR, DJSDA, BWS Kalimantan I Pontianak.
Enam orang warga Sintang tersebut menemui Stevanus, Rabu 23/10 lengkap membawa foto – foto kondisi terkini Turap Sg Ana dan beberapa foto saat pengerjaan Turap yang miring/rebah itu.
Stev biasa disapa mengatakan, dengan warga fokus diskusi pembangunan Turap Sg Ana tahun 2023 yang miring/ rebah itu.
Sebab berdasarkan info – info dari berbagai sumber yang dikumpulkan warga, dapat di duga pengerjaan Turap tidak sesuai tekhnis maka terjadi miring/rebah.
Atau saat pengerjaannya tidak diawasi konsultan, mungkin saja, ujar Stev.
Turab yang harusnya dibangun tegak lurus, tapi ratusan meter miring/rebah antara 80 Cm – 1 M.
Turap yang rebah itu kejadiannya kisaran Juli 2023 dan kisaran November – Desember dipublis banyak media tapi tidak ada perbaikan.
Bahkan oleh LSM GERAK telah melaporkan ke Kejaksaan Tinggi Kalbar, namun lagi – lagi, tak ada tindak lanjutnya, tiru Stevanus.
Maka inti dari diskusi lanjut Stev, Enam warga Sintang itu minta agar LBH Mutiara mewakili warga Sg Ana mempertanyakan pembangunan Turap tersebut.
Menanyakan kepada kontraktor, konsultan dan pemerintah Satker pemberi kerja, apa yang terjadi di pembangunan Turap dan membiarkan miring/rebah, tak lama setelah dibangun.
Juga menanyakan kepada Kejati Kalbar kenapa laporan LSM yang melaporkan Turap Sg Ana tidak ditindaklanjuti.
Masih menurut warga, kalau kondisi Turap yang miring/rebah seperti sekarang dibiarkan, pasti tidak kuat menahan banjir seperti tahun 2020 lalu.
Memang, bulan September 2024 lalu, kontraktor ada buat beberapa titik penyangga agar Turap tidak semakin rebah.
Nah, dibangunnya penyangga itu kemudian menjadi poin mempertanyakan pembangunanTurap kenapa tidak ada dalam rencana kerja tahun 2023, padahal fungsinya menahan Turap agar tetap tegak lurus.
Ada tidak bangunan penyangga dalam paket 2023, nanti ketahuan, lanjut Stev.
Padahal, Turap dibangun justru untuk mengantisipasi dampak banjir, supaya lingkungan, masyarakat terlindungi.
Kemudian, anggaran tahun 2024 ini paket yang sama dengan nilai pagu Rp 17.M.warga Sg Ana juga menduga ada titik pembangunan Turap tumpang tindih dengan titik tahun 2023.
Ini memang informasi yang patut di sikapi dan cek richek lihat dokumen.
Dan, Informasi pekerjaan tahun 2024 dari pagu Rp 17 M, tidak ada biaya rehab Turap yang miring itu.
Ini kemudian yang buat warga Sg Ana bertanya – tanya, sementara warga sulit dapat informasi dari pihak kontraktor.
Atas informasi dan ajakan warga Sintang tersebut, Stevanus bersikap pertama, akan meminta Aparat Penegak Hukum (APH) Kejaksaan Tinggi Kalbar, jawab LSM secara terbuka sesuai laporannya.
Kedua, APH Kejaksaan Tinggi Kalbar, tidak boleh percaya 100 % jawaban Kontraktor, Konsultan atau pemerintah.
Kalau – pun, jawaban para pihak itu sudah diterima Kejati saat penyelidikan, harusnya dijelaskan kepada pelapor (LSM GERAK).
Jawaban itu penting guna menepis dugaan APH Kejati Kalbar mengesampingkan laporan masyarakat, himbau Stevanus.
Kemudian, akan menyurati kontraktor, konsultan dan pemberi proyek terkait pembangunan Turap Sg Ana Sintang sebagaimana dikisahkan Enam warga Sintang.
Untuk diketahui pembaca pelitaprabu.com, bahwa bulan September 2024 lalu media ini sudah turunkan berita pembangunan Turab Sg Ana Sintang dengan nara sumber Nanang, Manager Lapangan PT Gelora Sarana Langgeng.
Singkatnya, Nanang menerangkan bahwa kejadian Turap miring/rebah, mungkin faktor alam.
Peristiwa Turap rebah/miring sudah dalam tanggungjawab Pemerintah, Satker pemberi pekerjaan yakni, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Balai Wilayah Sungai Kalimantan I Pontianak – Kalbar.
Nanang menyebut, serah terima pekerjaan dari PT Gelora Sarana Langgeng ke Pemerintah kisaran Juni 2023, sementara kejadian Turap rebah 18 Juli 2023.
Diakhir konfirmasi media ini kepada Stev terkait nama atau inisial warga yang menemuinya, memohon tak usah disebut.
Bila kuasa sudah ditanda tangani, nanti Saya kabari, ujar lulusan UPB Pontianak itu. ***