Penulis: Rio Adhios|
Sidoarjo, pelitaprabu.com |
Bolone Abah Subandi (BAS) sepakat dengan calon Bupati Sidoarjo Subandi, SH, M.Kn untuk terus mengusung narasi berlawan pada anasir korupsi. Mengingat tiga kali kisah tragis tiga Bupati Sidoarjo dipenjara akibat tindak pidana korupsi. Hal tersebut telah viral dan bukan menjadi rahasia lagi.
Di sela-sela berdiskusi dengan tim BAS, Tias Satrio Adhitama, S.Sos.I, M.A, sosok akademisi sekaligus pemerhati situasi sosial politik Sidoarjo menyatakan bahwa PR Sidoarjo saat ini adalah menemukan calon pemimpin daerah yang memiliki agenda anti korupsi (15/09/2024).
“Kalau tidak memiliki agenda anti korupsi jangan pernah dipilih, mengingat tiga kali dan tiga bupati kesandung korupsi maka kampanye anti korupsi adalah prioritas” tutur pria yang sehari-hari bekerja di salah satu kampus negeri di Surabaya ini.
Bagi Dodik Cahyono, bahwa paslon Subandi – Mimik sekiranya akan menjadi pemutus jaringan koruptor Sidoarjo.
“Pola politik konservatif, budaya patron berbasis primordial jahat dengan memakai instrumen agama untuk kepentingan memperkaya diri adalah kejahatan sistematis yang akan terus merugikan keberadaan rakyat. Contoh tiga kali tiga bupati korup Sidoarjo adalah output gagal dari kaderisasi pemimpin versi parpol agama” ungkap Dodik yang merupakan pimpinan BAS sebagai unsur relawan pro demokrasi yang selama ini ikut mewarnai perpolitikan di Sidoarjo
Lebih lanjut, pria yang berdomisili di Candi ini menegaskan bahwa Subandi – Mimik (BAIK) merupakan paslon Bupati dan Wakil Bupati Sidoarjo yang khusus didesain untuk menghadang laju gerbong koruptor.
Ia melihat bahwa gerbong tersebut diisi oleh; putra mantan Bupati kedua yang masih mendekam di penjara gegara korupsi, ayah dari mantan Bupati ketiga yang tahun 2024 ini baru saja ditangkap KPK karena korupsi dan mantan Bupati pertama yang pernah kesandung korupsi.
Fauzan bendahara BAS menambahkan bahwa politik BAS adalah politik ceria, cerdas dan santun. Baginya tiga maksud berpolitik tersebut adalah memastikan memilih yang baik dan benar, termasuk menimbang bibit, bobot dan bebetnya.
“Politik santun adalah tidak lagi memberi ruang bagi gerbong koruptor untuk berkuasa kembali di Sidoarjo yang kita cintai ini. Politik santun adalah mengawal dan memilih Paslon yang berintegritas, memiliki dedikasi dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat” tegasnya serius.***
