Indeks

Diskusi Publik; BAS Bersama Aliansi Masyarakat Sidoarjo Anti Korupsi

Menuju Komitmen Pemenangan Abah Subandi Untuk Sidoarjo Bersih

Penulis : Eulis Cahya Tarbiyah |

Sidoarjo, pelitaprabu.com |

Bahwa sejak awal artikulasi Bolone Abah Subandi (BAS) adalah simbol dari rasa ketidakpuasan atas problem korupsi yang berulang menimpa kepemimpinan Sidoarjo. BAS hanya sekumpulan anak muda dari rakyat biasa, memiliki jiwa Korea (istilah viral bermakna pejuang tangguh-red) dan kepedulian sosial. BAS menisbatkan diri sebagai bagian dari perjuangan sosok Subandi yang sederhana dan mereka lebih akrab memanggilnya dengan sebutan Abah Subandi. Termasuk BAS akan berusaha terus hadir bagi problem-problem yang dihadapi publik Sidoarjo.

Bagi BAS, Abah Subandi adalah simbol integritas dalam wacana baru kepemimpinan Kabupaten Sidoarjo hari ini. Dianggap demikian karena beberapa alasan, pertama sosoknya adalah representasi dari rakyat seperti pada umumnya dan memahami problem kerakyatan. Sebagai yang kedua bahwa karier politik Abah Subandi memang berangkat dari bawah (pernah menjabat kepala desa Pabean, Kecamatan Sedati kurun dua periode; 2008 – 2014 dan 2014 – 2018), artinya ia berpengalaman dan memiliki pengetahun mumpuni dalam urusan politik. Ketiga, dia memiliki karier politik yang cemerlang, rekam jejak baik dan relatif bersih.

Sebuah solusi untuk kepemimpinan Sidoarjo telah ditemukan dan harus dimenangkan oleh rakyat Sidoarjo. Sidoarjo akan berbenah dan berkelanjutan. BAS masih akan terus eksis membersamai kerja-kerja Abah Subandi. Pada konteks saat ini, seluruh doa bersama dan ikhtiyar kegiatan BAS dilakukan sebagai penyokong eksistensi Abah Subandi sebagai Plt Bupati Sidoarjo. Hal ini sekaligus sebagai momen untuk memastikan perjuangan BAS dalam usahanya memenangkan sosok Abah Subandi menuju kursi Bupati Sidoarjo periode 2024 – 2029. Visi dan misi untuk terus memompa semangat bagi kedirian BAS, sekaligus menjadi inspirasi bagi masyarakat Bumi Delta.

Pada agenda kali ini, BAS mengetengahkan giat bertajuk Diskusi Publik dengan tema “Peran Agama dan Anak Muda Menyoal Pemerintahan Bersih”. Sesuai tema yang diangkat, acara dihadiri segenap perwakilan masyarakat; didominasi perwakilan mahasiswa yang tergabung dalam Front Mahasiswa Sidoarjo, Gerakan Arek Sidoarjo Anti Korupsi (GASAK), sederetan penggiat sosial, tokoh masyarakat berkompeten, agamawan dan sebagainya (6/6/2024). Dodik Cahyono, A.Md Ketua BAS didaulat sebagai pembicara pertama mengenai peran anak muda dalam konstelasi politik Sidoarjo untuk berbenah dan berkelanjutan.

“Anak muda dengan segenap energinya harus melek politik dan berani menjadi garda terdepan dalam urusan pembangunan Sidoarjo. Anak muda hari ini adalah modal masa depan bagi Sidoarjo masa nanti. Maka melihat urgensi hadirnya anak muda pada pentas politik Sidoarjo adalah sesuatu yang teramat penting” ulas pria berkacamata ini dengan bersemangat.

Ditunjuk sebagai pembicara kedua yaitu Tias Satrio Adhitama, M.A, sosok arek Sidoarjo aktif sebagai social worker dan peneliti, dan sebagai pemerhati perihal sosial politik dan keagamaan. Hadirnya sebagai representasi unsur akademisi dari Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Materinya lebih menyoroti pada perspektif agama sebagai modal pembangunan bangsa dalam konteks Kabupaten Sidoarjo.

“Agama adalah seperangkat ajaran yang akan terus relevan hingga hari ini dan masa nanti. Peran agama-agama yang ada di Indonesia harus menjadi perangkat pengawas bagi lahirnya pemerintahan bersih, menjadi instrument kontrol dan pengingat serta menjadi medium perlawanan bagi anasir korup. Artinya peran agama harus dimaksimalkan untuk agenda amar ma’ruf nahy munkar jika meminjam terminologi Islam. Kesimpulannya adalah sebuah manifesto bahwa perilaku korupsi adalah musuh dari semua agama-agama” ujarnya menegaskan.

Setelah ulasan materi selesai disampaikan, dilanjutkan tanya jawab seputar materi yang diulas. Tanya jawab menghasilkan jawaban-jawaban menarik yang kemudian menjadi rekomendasi-rekomendasi sebagai hasil dari diskusi publik tersebut. Beberapa rekomendasi antara lain; Pertama, gerakan BAS akan turut serta mengawal dalam penciptaan atmosfer pemerintahan Sidoarjo yang bersih. Kedua, Gerakan BAS didesain terus melawan praktik-praktik korupsi di Sidoarjo. Ketiga, BAS bersama para agamawan Sidoarjo akan menjadi mesin kontrol sosial politik demi penciptaan iklim kondusif berdemokrasi di Sidoarjo. Sebagai yang keempat bahwa BAS bersama masyarakat Sidoarjo akan mengusung dan memenangkan Abah Subandi sebagai Bupati Sidoarjo periode 2024 – 2029.

Agenda berlangsung di Masangan Kulon, Kecamatan Sukodono. Durasi acara berlangsung sejak pukul 15.30 WIB hingga 18.00 WIB. Acara dihadiri Abdul Aziz selaku perwakilan dari tokoh masyarakat Sidoarjo sekaligus sebagai pembina BAS. Ia menyatakan terima kasihnya kepada semua fihak yang telah banyak membantu untuk kesuksesan acara ini. Baginya, acara ini memang dikondisikan untuk mendorong demokratisasi Sidoarjo agar tidak lagi menjadi langganan tangkapan KPK.

Menurut pantauan awak media, diskusi publik ini dihadiri kurang lebih 150 peserta. Kegiatan berlangsung meriah tetapi serius dipandu oleh Wiko Firdiansah selaku Master Of Ceremony (MC) acara. Antusiasme peserta nampak dari lontaran-lontaran pertanyaan berbobot yang mereka sampaikan.  Fauzan Achmad bertugas dengan baik sebagai Koordinator konten kreator keren Media BAS. Administrasi acara ditangani langsung oleh Eulis Cahya Tarbiyah yang bertanggungjawab menjadi Koordinator Kecamatan (Korcam) BAS area Sukodono.

Exit mobile version