Penulis : Benny Leonard
Kupang, NTT | pelitaprabu.com
Puluhan siswa SMPN 8 Kota Kupang harus dilarikan ke rumah sakit usai mengonsumsi makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) Selasa 22/7/2025.
Sebuah ironi pahit di tengah gencarnya pemerintah mengampanyekan gizi seimbang untuk anak sekolah.
Fakta Mencekam :
– 66 siswa mengalami gejala keracunan akut
– 18 siswa masih menjalani perawatan intensif di RSUD S.K. Lerik
– Total 142 siswa termasuk yang dirawat di RS Siloam dan RS Mamami
– Sampel darah dan feses sedang dianalisis untuk mengungkap biang kerok tragedi ini
Pertanyaan besar menganga, bagaimana bisa program pemerintah justru membahayakan nyawa anak-anak ?
“Saya sakit perut hebat setelah makan,” ujar Maria Sarlin Hithaubesi, salah satu korban kelas IX, menggambarkan penderitaan yang dialaminya.
Evaluasi atau tutupi kegagalan ?
MBG adalah program nasional yang penting, namun wacana “evaluasi” terdengar seperti upaya mengalihkan perhatian dari kelalaian fatal dalam pengawasan distribusi makanan tapi bukankah satu nyawa yang terancam pun sudah terlalu banyak ?
Pertanyaan Kritis yang Tak Terjawab :
1. Siapa penyedia makanan MBG di SMPN 8 Kupang?
2. Bagaimana sistem pengawasan kualitas makanan selama ini?
3. Apakah ini hanya puncak gunung es dari masalah yang lebih besar ?
Masyarakat Menuntut Pertanggung Jawaban!
Insiden ini membuka luka lama tentang rapuhnya sistem pengawasan program pemerintah.
Ketika anak-anak menjadi korban, sekadar permintaan maaf dan janji evaluasi tidaklah cukup.
Investigasi masih berlangsung. Hasil Lab diperkirakan keluar dalam 3 x 24 jam. Hingga berita ini diturunkan, siapa pihak yang bertanggungjawab atas peristiwa ini, belum ada rilis dari pihak SMPN 8 Kota Kupang utamanya***