Penulis : Bintang Asvian|
Sidoarjo, pelitaprabu.com |
Tiga kali kepemimpinan Kabupaten Sidoarjo harus berurusan dengan lembaga anti rasuah atau KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi). Hal ini yang kemudian menjadi PR besar masyarakat Sidoarjo dalam Pilkada mendatang untuk menemukan pemimpin yang memiliki rekam jejak yang baik.
Pada saat ditemui Tias Satrio Adhitama, S.Sos.I, M.A sosok Akademisi UIN Sunan Ampel Surabaya yang tinggal di Sukodono ini pernah menyatakan rasa prihatinnya akan situasi Sidoarjo yang tiga kali tersandung korupsi. Baginya hal demikian adalah musibah yang merugikan berturut-turut menimpa masyarakat.
“Saya sebagai warga Sidoarjo merasakan prihatin dengan tiga kepemimpinan Sidoarjo sebelumnya. Dari Bupati orang birokrasi, politisi dan anak kyai semuanya berakhir di jeruji besi. Kita semua berharap prospek hasil Pilkada nanti akan muncul pemimpin yang berkomitmen pada agenda anti korupsi” ungkap lelaki yang pernah kuliah di Fisipol UGM Yogyakarta ini.
Pilkada tinggal menghitung hari. Saat ini musim kampanye, dan telah disepakati oleh semua elemen untuk agenda kampanye damai.
Tepat pada 27 November 2024 nanti semua warga masyarakat Sidoarjo berbondong-bondong menuju bilik suara untuk memilih pemimpin terbaik bagi Sidoarjo. Ada dua paslon sah yang akan berkompetisi, pertama Paslon BAIK (Subandi – Mimik) dan Paslon kedua yakni SAE (Iin – Edi).
“Semoga Tuhan akan membantu masyarakat Sidoarjo dalam menemukan sosok pemimpin yang amanah dan loyal pada rakyat. Sidoarjo akan menentukan nasibnya sendiri. Pertimbangan bibit, bobot dan bebet adalah sangat penting dalam menemukan sosok pemimpin untuk keberlanjutan Bumi Delta ini” pungkasnya.***
