Berita  

Senator DPD RI Lia Istifhama Soroti Fenomena karnaval dan Darurat narkoba: Hiburan Rakyat Jangan Dipersulit, Generasi Muda Harus Diselamatkan!

banner 120x600

Penulis: Hasyim|

Surabaya, pelitaprabu.com|

Senator DPD RI asal Jawa Timur, Lia Istifhama, kembali angkat bicara terkait dua fenomena besar yang saat ini menjadi sorotan masyarakat: perizinan karnaval yang kerap dipersulit aparat serta maraknya penyalahgunaan pil koplo dan narkoba di kalangan remaja.

Menurut politisi yang akrab disapa Ning Lia ini, daya tarik karnaval desa merupakan bentuk hiburan rakyat. Maka, jangan sampai justru dipersulit dengan birokrasi izin yang berbelit.

“Sound itu hiburan rakyat. Jangan dipersulit izinnya, karena justru bisa menjadi wadah positif agar anak muda menyalurkan energi mereka di jalan yang benar, bukan terjerumus ke narkoba,” tegas ning Lia, Selasa (16/09/2025).

Pernyataan itu sekaligus menegaskan kegelisahan Lia terhadap maraknya fenomena pil koplo yang kini merambah generasi muda. Ia menilai kondisi tersebut sudah berada di level darurat.

Kekhawatiran ning Lia bukan tanpa alasan. Beberapa waktu lalu, aksi demonstrasi yang berujung ricuh di Surabaya terbukti melibatkan remaja yang berada di bawah pengaruh pil koplo. Obat keras tersebut digunakan untuk meningkatkan keberanian dan menghilangkan rasa takut, namun justru memicu tindakan brutal tak terkendali.

“Apa yang terjadi di Surabaya itu puncak gunung es dari krisis sosial yang jauh lebih besar. Ini bukan lagi sekadar kenakalan remaja, tapi ancaman nyata bagi masa depan bangsa,” ujar Ning Lia, yang dikenal sebagai Politisi terpopuler Jawa Timur versi ARCI.

Menurutnya, para remaja tersebut hanyalah korban dari beberapa faktor: kurangnya pengawasan keluarga, minimnya ruang kegiatan positif, dan masifnya peredaran obat-obatan ilegal.

Karena itu, Lia menegaskan bahwa penegakan hukum terhadap bandar dan pengedar narkoba harus diperkePut. Namun, langkah represif saja tidak cukup.

“Penjara tidak akan cukup jika kita tidak memutus mata rantainya dari hulu. Keluarga harus jadi benteng pertama. Komunikasi antara orang tua dan anak harus dibuka,” tegas Putri KH Maskur Hasyim tersebut.

Selain itu, Lia juga mendorong sekolah-sekolah untuk mengintegrasikan pendidikan bahaya narkoba secara nyata dan relevan, bukan sekadar formalitas. Pemerintah, lanjutnya, bersama masyarakat harus menciptakan lebih banyak ruang kegiatan kreatif, termasuk karnaval dengan sound horeg, agar remaja punya wadah menyalurkan energi positifnya.

“Menyelamatkan generasi muda dari pil koplo bukan tugas satu pihak, tapi panggilan tanggung jawab kita bersama. Jangan sampai lebih banyak lagi anak-anak kita yang hilang kesadaran di jalanan. Dari keprihatinan ini, mari bergerak bersama untuk aksi nyata,” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *