Indeks
Berita  

Petani Mangga Alpukat di Rombo Pasuruan Menjerit: Obat Mahal, Panen Terancam

Penulis : Hasyim Asy’ari|

Pasuruan, pelitaprabu.com|

 

Para petani mangga klonal 21 di Rombo, kecamatan Rembang Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur, mengeluhkan mahalnya harga obat pertanian dan kesulitan dalam mendapatkannya. Kelangkaan dan tingginya biaya input pertanian ini dinilai semakin menyulitkan mereka dalam menjaga produktivitas tanaman di tengah waktu mengobati tanaman mangga.

Salah satu petani, inisial (S) , mengatakan bahwa harga pestisida dan pupuk mengalami kenaikan yang signifikan sejak awal tahun. “Dulu obat hama bisa dibeli Rp 50 ribu per botol, sekarang sudah tembus Rp 80 ribu lebih. Belum lagi harus cari ke bangil karena di sini sering kosong,” ujarnya saat ditemui di kebun miliknya, rabu (1/5).

Menurut S dan petani lainnya, kondisi ini memicu penurunan kualitas buah mangga yang mereka hasilkan. Tanaman menjadi lebih rentan terhadap serangan hama dan penyakit akibat pengendalian yang tidak maksimal. Hal ini juga berdampak pada harga jual yang ikut merosot.

“Kalau tidak ada bantuan atau solusi, kami bisa rugi besar. Sudah biaya perawatan naik, hasil panen menurun, harga di pasar pun tak menentu,” tambahnya.

Hal senada diungkapkan oleh inisial ( P ) , petani lainnya, yang menyoroti ketidaktepatan distribusi subsidi pupuk. “Subsidi pupuk itu ada, tapi banyak yang nggak tepat sasaran. Kami yang betul-betul nanam dan butuh justru sering tidak sesuai yang dibutuhkan di kebun mangga ,” keluhnya.

Menurut ( P), mereka yang aktif bercocok tanam di Rombo harus membeli pupuk non-subsidi dengan harga tinggi. “Kalau begini terus, petani kecil makin tertindas,” tambahnya.

Para petani berharap pemerintah daerah maupun instansi terkait bisa segera turun tangan, baik melalui subsidi harga, penyediaan obat pertanian yang merata, maupun pelatihan alternatif pengendalian hama berbasis organik yang lebih terjangkau.

Kondisi yang dialami petani mangga di Rombo mencerminkan tantangan lebih luas yang dihadapi sektor pertanian di Indonesia, terutama dalam hal ketergantungan pada input pertanian berbahan kimia impor dan distribusi yang belum merata.

Exit mobile version