Penulis: Rio Adhi |
Sidoarjo, pelitaprabu.com |
Penangkapan oknum Kyai Hidayatullah Fuad Basyaiban (58) merupakan buntut dari kasus asusila yang terjadi di pondok pesantren Al Mahdiy, Pagerwojo Sidoarjo (25/06/24). Tidak berhenti sampai disitu, tuntutan warga hari ini menghendaki pesantren tersebut untuk segera ditutup karena telah dianggap meresahkan.
Budi Setiawan selaku tokoh masyarakat setempat menitipkan aspirasi warga Pagerwojo tersebut kepada perwakilan Bolone Abah Subandi (BAS) untuk disampaikan kepada Subandi SH, yang hari ini menjabat sebagai Plt Bupati Sidoarjo (26/06/24).
“Alhamdulillah tersangkanya sudah diajukan sebagai tersangka, dan saya bersama rekan-rekan akan sampaikan perihal ini kepada Abah Subandi mengingat kejadian ini sudah sangat memalukan untuk nama baik Sidoarjo” ujar Tias Adhi perwakilan dari BAS.
Hal senada disampaikan oleh Siti Rochimah ibu dari korban S yang kebetulan ikut hadir pada diskusi tersebut. Ia bersama anaknya S menyampaikan banyak hal mulai dari awal perjalanan kasus ini, klarifikasinya kepada pihak pesantren, bukti rekaman suara dan sebagainya.
“Saya juga berharap pesantren ini bisa ditutup segera, agar di masa nanti tidak ada lagi kasus sama terulang kembali” ulas Rochimah dengan nada serius.
Bramanda sebagai pengacara korban yang kebetulan rumahnya dipakai untuk pertemuan ini menyatakan bahwa posisi korban akan didampingi 20 pengacara dari Peradi (Perhimpunan Advokat Indonesia).
“Masyarakat hari ini menunggu rilis resmi dari Kapolres Sidoarjo atas majunya status tersangka oknum Kyai Hidayatullah Fuad Basyaiban, kalau sampai sore belum keluar rilisnya maka warga akan berdemo ke kantor Polres Sidoarjo” ulas Hendhi Wahyudianto selaku aktifis yang diberi kuasa oleh warga Pagerwojo dalam penuntasan kasus ini (27/06/24)
